Injeksi surfaktan merupakan salah satu cara untuk mengurangi sisa minyak yang masih tertinggal di dalam reservoir, dengan tujuan untuk mengurangi tegangan antarmuka minyak-air melalui proses injeksi. Dengan turunnya antarmuka maka tekanan kapiler pada daerah penyempitan pori-pori batuan reservoir dapat dikurangi sehingga minyak yang terperangkap dalam pori batuan dapat didesak. Agar dapat menguras minyak yang masih tertinggal secara optimal maka diperlukan jenis surfaktan yang sesuai dengan kondisi air di reservoir.
Peningkatan perolehan minyak bumi dapat dilakukan dengan cara menambahkan surfaktan kedalam air injeksi. Proses perolehan minyak bumi menggunakan surfaktan disebut dengan sufaktan flooding. Karakteristik air atau fluida yang diinjeksikan kedalam sumur minyak bumi harus sesuai dengan karakteristik air formasi yaitu air yang berada didalam cekungan minyak bumi, demikian juga dengan penginjeksian surfaktan diisyaratkan tidak mengubah kondisi formasi yang telah ada didalam reservoir minyak bumi
Tegangan antarmuka yang baik untuk proses EOR yaitu berkisar 10-2 – 10-3 dyne/cm. System EOR memungkinkan surfaktan dapat digunakan dalam beberapa formulasi untuk meningkatan produksi minyak bumi yaitu dengan kombinasi alkali, pelarut, ataupun polimer, sampai saat ini surfaktan yang banyak di industry perminyakan Indonesia dalam proses chemical flooding adalah petroleum sulfonate. Namun, surfaktan tersebut harganya relative mahal dan tidak terbarukan. sedangkan untuk formulasi surfaktan lainnya untuk mencapai untralow IFT masih belum optimal.
Hal yang paling penting dalam proses penggunaan surfaktan untuk menghasilkan recovery minyak yang tinggi adalah:
- Memiliki IFT yang sangat rendah minimal 0.001 dyne/ cm antara chemical bank dan residual oil, dan antara chemical bank dan drive fluid.
- Memiliki kompatibiliti dengan air formasi dan kestabilan terhadap temperature.
- Memiliki mobility control
- Kelayakan ekonomi proses
Sifat Mikroemulsi
Perilaku fase larutan surfaktan sangat dipengaruhi oleh salinitas air garam. Secara umum, peningkatan salinitas air garam menurunkan kelarutan surfaktan anionik dalam air garam. Surfaktan didorong keluar dari air garam saat konsentrasi elektrolit meningkat. Di salinitas rendah, surfaktan tipikal menunjukkan kelarutan fase air yang baik.
Perilaku Fase
Uji perilaku fasa meliputi uji stabilitas air, scan salinitas, dan scan oli. Tujuan utama uji perilaku fase adalah untuk menemukan rumus kimia untuk aplikasi tertentu. Diagram alir uji perilaku fase bisa lihat dibawah ini.
Tegangan Antarmuka
Tegangan permukaan merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya antar molekul dalam cairan yang didefinisikan pada antar muka cairan dengan gas ataupun cairan dengan cairan. Tarikan antar molekul dalam dua fase dan tegangan permukaan diantar dua muka dua jenis partikel ini akan menurun bila temperature menurun. Tegangan antar muka juga tergantung pada struktur zat yang terlibat. Molekul dalam cairan ditarik oleh molekul disekitarnya secara homogeony ke segala arah. Namun molekul dipermukaan hanya ditarik ke dalam dengan molekul yang di dalam dan dengan demikian luas permukaan cenderung berkurang. Surfaktan merupakan senyawa yang berfungsi menurunkan tegangan antar muka karena surfaktan dapat teradsorpsi pada antar muka udara-air, cairan-cairan, dan zat padat.
Desaturation Kapiler
Kelakuan fase mengontrol apakah campuran minyak dan gas akan tercampur di suhu dan tekanan reservoir. Jadi, langkah penting dalam setiap desain adalah untuk mengkarakterisasi sistem fluida dengan tepat pada berbagai tekanan reservoir (dan suhu untuk fasilitas permukaan). Ini juga kunci untuk mengoptimalkan produksi karena sifat fluida berubah dari reservoir ke fasilitas permukaan.
Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat tertentu. Adsorbat merupakan zat yang diserap, dan zat yang menyerap disebut adsorben. Adsorpsi adalah proses penggumpalan substansi terlarut yang ada di dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap.
Permeabilitas Relatif di Surfaktan
Permeabilitas relatif mungkin salah satu parameter yang paling tidak ditentukan dalam proses kimia banjir. Kurva permeabilitas relatif klasik mewakili situasi di mana distribusi fluida dalam sistem dikendalikan oleh kekuatan kapiler. Ketika gaya kapiler menjadi kecil dibandingkan dengan gaya kental, seluruh konsep permeabilitas relatif menjadi lemah. Area ini belum diteliti secara memadai, dan pemahaman teoretis agak tidak memadai.
DAFTAR PUSTAKA
James Shang. 2013. Enhanced Oil Recovery: Field Case Studies. Oxford: Gulf Professional Publishing.
James J. Sheng. 2010. Modern Chemical Enhanced Oil Recovery. Oxford: Gulf Professional Publishing.

